Strategi Pesantren dalam Meneguhkan Eksistensi Belajar Santri di Tengah Pandemi
(Dari Penguatan Imunitas Hingga Karantina Komunitas)
Keywords:
Pesantren, Covid-19, Penguatan Imunitas, Karantina KomunitasAbstract
Pandemi telah menyisakan problem dalam dunia pendidikan. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia juga mengalami hal yang sama. Namun demikian pesantren memiliki strategi khusus dalam melawan pandemi. Tulisan ini membahas strategi pesantren dalam meneguhkan eksistensi belajar santri. Melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode fenomenologis, tulisan berkesimpulan bahwa ada dua strategi yang diterapkan pesantren dalam melawan pandemi covid-19 guna menjaga eksistensi proses pendidikan di pesantren, yakni Pertama, dengan penguatan imunitas dan karantina komunitas. Penguatan imunitas dilakukan dengan mematangkan spiritual santri (benteng spiritual) seperti: konsistensi membaca Al-Quran, kajian kitab, siraman rohani dari kiyai, dan sholat tahajjud berjamaah. Kedua, pesantren melalui konsep asramanya secara tidak langsung telah menerapkan model karantina komunitas, yakni suatu karantina massal. Pola ini dibentuk dengan menjaga interaksi santri secara umum dengan pihak luar (termasuk orang tua mereka). Model ini menarik karena santri tetap bisa menjaga kesehatan mereka bersama santri lain tanpa khawatir tertular karena berada di lingkungan yang sama tanpa bersentuhan dengan dunia luar. Keunggulan model karantina ini adalah meminimalisir tingkat stres yang dialami para pelaku karantina. Sebagaimana kita ketahui, model karantina individu telah melahirkan problem lain yang menyangkut kesehatan mental pasien Covid-19