DINAMIKA PEMIKIRAN INTELEKTUAL MUSLIM DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN

Suatu Telaah Terhadap Pemikiran Fazlur Rahman dan Mohammad Arkoun

Authors

  • Fawaz Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Darussalimin NW Praya
  • Ahmad Zaini Dahlan STID Mustafa Ibrahim al-Islahuddiny Kediri

Keywords:

Dinamika Pemikiran, Intelektual Muslim, Penafsiran Al-Quran

Abstract

Allah SWT  telah menciptakan manusia sebagai sebaik-baik ciptaan (ahsan at-taqwim) yakni makhluk yang diberi akal dan nafsu. Manusia sebagai makhluk yang berakal diperintahkan oleh Allah untuk menggunakan akalnya. Tentang perintah penggunaan akal manusia di dalam Al-Qur’an banyak disinggung terutama dengan kata-kata afala tatadzabbarun, afala taqqilu, afal tatafakkarun, ya ulil albab dan lain sebagainya. Akhir dari ayat-ayat tersebut berhubungan dengan perintah untuk memikirkan tentang ciptaan Allah SWT. Baik manusia itu sendiri maupun alam semesta. Namun kesadaran akan histories dan konstektualitas pemahaman manusia dalam menggunakan akalnya kan bersinggungan dengan nash-nash al-Qur’an dan pemaknaannya. Sebenarnya keyakinan intlektual muslim secara umum sudah disepakati bahwa al-Qur’an adalah sakral, karena al-Qur’an adalah merupakan salah satu dari kalam Allah yang diturunkan kepada nabi yang paling terakhir yakni  Muhammad SAW. Setelah melihat fakta sejarah bahwa al-Qur’an memakai bahasa Arab dan Nabi Muhammad SAW sendiri adalah orang arab. Sehingga berbagai informasi yang disajikan di dalam al-Qur’an sendiri banyak memakai logika budaya Arab, kemudian berbagai istilah yang dipakai di dalamnya juga menggunakan terminologi yang akrab digunakan dikalangan arang Arab saat itu, maka muncullah berbagai kajian dan pembahasan tentang status keorisinilan al-Qur’an. Di sini timbul pertanyaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Fahrudi Faiz “sejauh manakah al-Qur’an itu berdimensi Ilahiyah dan sejauh mana ia berdimensi manusiawi

Published

03-09-2021